Selasa, 19 Mei 2015

INTERAKTIVITAS: ANTARA MATEMATIKA dan PEMBANGUNAN KAREKTER

Kecerdasan interpersonal berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk bekerja sama dalam suatu tim. Gardenr (1993) menyebutkan bahwa salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengmbangkan kecerdasan interpersonal adalah melalui suatu bentuk pengalaman bersosial. Pengalaman mampu mengembangkan kamampuan berinteraksi, yang merupakan satu inti dari kecerdasan social.
      Pendidikan matematika realistic (PMR) menekankan pentingnya interaksi social dalam pembelajaran. Treffers di kutip oleh Bakker (2004) merumuskan interaksi (interactivity) sebagai salah satu dari lima prinsip dasar PMR yang menekankan pada proses interaksi social antara pembelajar. Kemampuan komunikasi siswa dalam dan melalui pembelajaran merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendasar agar proses belajar menjadi lebih efektif dan efesien.

A.      NORMA SISIOMATEMATIK: Norma dalam Belajar Matematika

National Council of Teachers of Mathematics (NCTM)  menetapkan komunikasi sebagai salah satu bagian penting dalam pendidikan matematika. NCTM merumuskan standar komunikasi dalam kegiatan matematika yaitu:
1.       Menyusun dan memaduka pemikiran matematika
2.       Mengkomunikasikan pemikiran matematika secara logis dan sistematik
3.       Menganalisis dan mengevaluasi pemikiran dan strategi mathematics orang lain
4.       Menggunakan bahasa matematika secara tepat
Interaksi social yang terjadi diantara siswa ketika bekerja sama menyelesaikan masalah matematika maupun mempresentasikan suatu hasil penyelesaian matematis dilandasi oleh norma yang berkembang dalam komunikasi yaitu norma social dan norma sosiomatematik (Tatsis, 2007).
                Norma social yaitu inetraksi yang tidak terikat pada topic atau materi pembelajaran. Norma sosiomatematik, yaitu bagaimana pembelajaran melakukan proses interaksi dan negoisasi untuk memahami konsep matematika. Lopez(2007) membedakan norma sosiomatematik menjadi dua yaitu:
     1.       Norma sosiomatematik terkait dengan proses pembelajaran
     2.       Norma sosiomatematik terkait dengan partisipasi dalam aktifitas bersama untuk memecahkan masalah.
Secara umum norma sosiomatematik berkaitan dengan negoisasi tentang (1) Apa yang disebut sebagai procedure pemecahan masalah, (2) Procedure pemacahan masalah seperti apa yang akan diterima, (3) Alternative procedure, dan (4) Perumusan procedure efektif.
Komunikasi siswa tidak hanya dikemabangkan mealui pemberian masalah terbuka (open-ended) melainkan berawal dari suatu konflik.

B.      INTERAKSI SOSIAL dalam PEMBELAJARAN MATEMATIKA: Pembentukkan Matematikawan yang Berkarakter

Karakter didefinisikan sebagai ” watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang”. Pemerintah merumuskan 18 nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai berikut: Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja keras, Kreatif, Mandiri, Demokratif, Rasa ingin tahu, Semangat kebangsaan, Cinta tanah air, Menghargai prestasi, Bersahabat/komunikasi, Cinta damai, Gemar membaca, Peduli lingkungan, peduli social, Tanggung jawab.
Nilai karakter yang berkaitan dengan Interaksi social adalah nilai toleransi, demokratis, bersahabat/komunikasi dan tanggung jawab. Perkemabngan norma social berperan membentuk karakter siswa untuk menghargai pendapat orang lain dan bersikap demokratis. “Tuntutan” untuk mempresentasikan gagasan metematika dalam diskusi diharapkan berkemabnag menjadi bentuk kesadaran dan tanggung jawab dalam menkomunikasikan gagasan kepada lingkungan.

Sumber
Wijaya, Ariyadi,M.Sc. 2012. Pendidikan Matematika Realistik: suatu Alternatif Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Graha Ilmu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar