Rabu, 09 April 2014

Pendekatan Problem Solving dan Possing


Ø PENDEKATAN PROBLEM SOLVING
Sebelum  ke pengertian pemecahan masalah, terlebih dahuli harus mengetahui apa itu masalah. Suatu pertanyaaan akan menjadi suatu masalah jika seorang tidak mempunyai aturan tertentu untuk dapat menemukan jawaban dari masalah tersebut. Menurut Polya ada dua macam masalah, yaitu:
a.    Masalah untuk menemukan, bagian utama dari masalah itu adalah
-          Apa yang di cari?
-          Bagaimana data yang diketahui?
-          Bagaimana syaratnya?
b.    Masalah untuk membuktikan, adalah untuk menunjukkan pernyataan itu benar atau salah. Bagian utama dari masalah ini adalah hipotesis dan kesimpulan dari suatu teorema yang harus dibuktikan.
Penyelesaian masalah merupakan proses dari menerima tantangan dan usaha untuk menyelesaikannya sampai memperoleh penyelesaiannya.
Pembelajaran pemecahan   masalah  adalah suatu kegiatan yang idesain oleh guru dalam rangka memberi tantangan kepada siswa melalui penugasan atau pertanyaan matematika. Fungsi guru adalah memotivasi siswa agar mau menerima tantangan dan membimbing siswa dalah proses pemecahannya. Masalah yang di berikan harus masalah yang pemecahannya terjangkau oleh kemampuan siswa.

Tujuan PPS
-          Siswa menjadi trampil menyeleksi informasi yang relevan kemudian menganalisisnya dan akhirnya meneliti kembali hasil akhirnya.
-          Kepuasan intelektuan akan timbul dari dalam sebagai hadiah intriksik bagi siswa.
-          Potensi intelektual siswa akan meningkat.
-          Siswa belajar bagaimana melakukan penemuan melalui suatu proses.

Karakteristik khusus PPS (dalam Taplin:2000)
-          Adanya interaksi antar siswa dan interaksi guru dan siswa.
-          Adanya dialog matematis dan consensus antar siswa.
-          Guru menyediakan informasi yang cukup mengenai masalah dan siswa mengklarifikasi, meninterpretasi, dan mencoba mengkonstruksi penyelesaiannya.
-          Guru menerima jawaban ya/tidak bukan untuk mengevaluasi.
-          Guru membimbing, melatih dan menanyakan dengan pertanyaan berwawasan dan berbagai dalam proses penyelesaian masalah.
-          Sebaiknya guru mengetahui campur tangan dan kapan mundur membiarkan siswa menggunakan caranya sendiri.
-          Dapat menggiatkan siswa untuk melakukan generalisasi aturan dan konsep sebuah proses sentral dalam matematika.

Langkah-langkah PPS
Dalam garis besarnya langkah-langkah metode pemecahan masalah dapat disarikan sebagai berikut:
a.   Adanya masalah yang dipandang penting;
b.  Merumuskan masalah;
c.   Analisa hipotesa;
d.  Mengumpulkan data;
e.   Analisa data;
f.   Mengambil kesimpulan
g.  Aplikasi (penerapan) dari kesimpulan yang diperoleh; dan
h.  Menilai kembali seluruh proses pemecahan masalah (Depdikbud, 1997: 23).
 
 Kelebihan PPS
a.    Mendidik siswa untuk berpikir secara sistematis.
b.    Mampu mencari berbagai jalan keluar darri kesulitan yang di hadapi.
c.    Belajar menganalisis siswa suatu masalah dari berbagai aspek.
d.    Mendidik siswa percaya diri sendiri.

Kelemahan PPS
a.    Memerlukan waktu yang cukup banyak.
b.    Siswa yang pandai akan mendominasi diskusi sedang yang kurang pandai hanya pasif sebagai pendengar.
c.    Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk penerapan pembelajaran ini.
d.    Pengembangan program butuh biaya banyak dan waktu yang lama.
e.    Pengadaan dan pemeliharaan alat mahal.
Kesulitan yang mungkin dihadapi
Beberapa kesulitan yang berarti mungkin ditemukan ketika mengasimilasikan problem solving matematika ke dalam praktek pengajaran di kelas.
1.    Kurangnya pengetahuan dan keahlian guru dalam menerapkan problem solving (teachers lack of the problem solving and modelling skills).
2.    Isi dari kurikulum sangat padat dan tidak ada celah untuk problem solving (the curriculum content is very full and there is no room for problem solving).
3.    Sistem pengujian (assessment system) masih disentralkan dan ini tidak relevan dengan gagasan problem solving dikarenakan jenis tesnya cenderung dan dominan berbentuk pilihan ganda (multiple choice form). Jenis tes ini tidak memberikan kesempatan pada anak untuk berfikir sebagaimana yang mereka lakukan pada proses problem solving.
4.    Besarnya jumlah siswa (the large number of students) dalam setiap kelas juga merupakan salah satu hambatan yang cukup berarti. Karena ini bisa menyebabkan sulitnya bagi guru untuk berinteraksi dengan muridnya ketika problem solving matematika diimplementasikan.
5.    Perlu waktu yang lebih (need more time) baik dalam pencarian atau pendesainan problem (sebab setiap problem perlu disusun dengan hati-hati untuk mencapai hasil belajar siswa) maupun berlangsungnya aktivitas problem solving (problem solving progress) di kelas.


Ø  PENDEKATAN PROBLEM ROSSING
            Problem rossing merupakan pembelajaran yang mengharuskan siswa menyusun pertanyaan sendiri atau memecah suatu soal menjadi pertanyaan-pertanyaan yang lebih sederhana yang mengacu pada penyelesaian soal tersebut.
            Pada prinsipnya, pembelajaran problem rossing adalah suatu pembelajaran yang mewajibkan siswa untuk mengajukan soal sendiri melalui belajar soal ( berlatih soal ) secara mandiri,
            Suryanto (Sutiarso: 2000) mengemukakan bahwa problem posing merupakan istilah dalam bahasa Inggris, sebagai padanan katanya digunakan istilah “merumuskan masalah (soal)” atau “membuat masalah (soal)”. Sedangkan menurut Silver (Sutiarso: 2000) bahwa dalam pustaka pendidikan matematika, problem posing mempunyai tiga pengertian, yaitu: pertama, problem posing adalah perumusan soal sederhana atau perumusan ulang soal yang ada dengan beberapa perubahan agar lebih sederhana dan dapat dipahami dalam rangka memecahkan soal yang rumit (problem posing sebagai salah satu langkah problem solving). Kedua, problem adalah perumusan soal yang berkaitan dengan syaratsyarat pada pada soal yang telah dipecahkan dala rangka mencari alternatif pemecahan lain (sama dengan mengkaji kembali langkah problem solving yang telah dilakukan). Ketiga, problem posing adalah merumuskan atau membuat soal dari situasi yang diberikan.

Penerapan PPR
-          guru menjelaskan materi pelajaran kepada siswa.
-          Guru memberikan latihan soal secukupnya,
-          Siswa diminta mengajukan satu atau dua soal. Dan siswa yang bersangkutan harus mampu menyelesaikannya.
-          Pada pertemuan berikutnya, secara acak guru menyuruh siswa menyajikan soal temuannya di depan kelas.
-          Guru memberikan tugas rumah secara individual.

Prinsip-prinsip dasar PPR
-          Pengajuan soal harus berhubungan dengan apa yang dimunculkan siswa dari aktivitas wiswa di dalam kelas.
-          Pengajuan soal harus berhubungan dengan proses pemecahan masalah siswa.
-          Pengajuan soal dapat di hasilkan dari permasalahan yang ada dalam buku teks, dengan memodifikasi dan membentuk ulang karakteristik bahasa dan tugas.
-           

Langkah-langkah Pembelajaran
1.    Membuka kegiatan pembelajaran.
2.    Menyampaikan tujuan pembelajaran.
3.    Menjelaskan materi pelajaran.
4.    Memberi contoh soal.
5.    Memberi kesempatan kepada siswa untuk menayakan hal yang belum jelas.
6.    Memberi kesempatan kepada siswa untuk membentuk dan menyelesaikan soal.
7.    Mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan.
8.    Membuat rangkuman berdasarkan yang dibuat siswa.
9.    Menutup kegiatan pembelajaran.

Batasan mengenai pembentukan soal
1.    Perumusan soal ulang yang sudah ada dengan perubahan agar menjadi lebih sederhana dan mudah dipahami.
2.    Perumusan soal yang berkaitan dengan syarat-syarat pada soal yang telah di selesaikan dalam rangka mencari pemecahan masalah yang lain.
3.    Perumusan soal dari kondisi yang tersedia, baik dilakukan sebelum ketika ataupun sesudah penyelesaian soal.

Kondisi dalam pembentukan soal
a.    Kondisi bebas, jika kondisi tersebut memberi kebebasan sepenuhnya kepada siswa untuk membentuk soal.
b.    Konsidi semi tersetruktur, jika siswa di beri kondisi dengan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya.
c.    Kondisi terstruktur, jika kondisi yang digunakan berupa soal atau penyelesaian.

Langkah-langkah membentuk soal
a.    Change the numbers, salah satu cara membuat soal dari soal yang sudah ada adalah mengubah bilangan atau angka.
b.    Change the operation, cara lain membuat soal dari soal yang sudah ada adalah dengan mengubah operasinya.

Sintak atau fase PPR
1.    Menyajikan tujuan dan perlengkapan pembelajaran.
Guru menyiapkan tujuan pembejalaran dan memprtlihatkan perlengkapan pembelajaran.
2.    Penyajian informasi.
Guru menyajikan informasi pada siswa dengan demokrasi/menggunakan buku.
3.    Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar.
Guru menjelaskan pada siswa bagaimana membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok menjalani masa peralihan dari individu ke kelompok secara efesien.
4.    Membimbing kelompok dalam belajar dan bekerja.
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.
5.    Tes hasil belajar.
Guru memberikan tes tenteng materi yang telah dipelajari atau masing masing kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka.
6.    Guru mencari cara untuk menghargai usaha dan prestasi siswa baik secara individual ataupun  kelompok.

Keunggulan PPR
1.    Kegiatan pembelajaran tidak perpusat pada guru, tetapi dituntut keaktifan siswa.
2.    Minat siswa dalam pembelajaran matematika lebih besar dan siswa lebuh mudah memahami soal karena dibuat sendiri.
3.    Siswa terpacu untuk keterlibatan secara aktif dalam membuat soal.
4.    Dengan membuat soal dapat menilbulkan dampak terhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah.
5.    Dapat membantu siswa melihat permasalahan yang ada dan baru diterima sehingga diharapkan mendapat pemahaman yang mendalah.
6.    Merangsang siswa untuk memunculkan ide kreatif dari yang diperoleh dan memrlukan bahasan atau pengetahuan.
7.    Siswa dapat memahami soal sebagai latihan untuk memecahkan masalah.

Kelemahan PPR
1.    Persiapan guru lebih karena menyiapkan infrmasi apa yang dapat di samapikan.
2.    Waktu yang digunakan lebih banyak untuk membuat soal dan menyelesaikan sehingga materi yang disampaikan sedikit.

Mengenai keterkaitan antara problem solving dengan problem posing, Brown & Walter (1993: 21) mengemukakn bahwa posing dan solving berhubungan antara satu dengan yang lainnya seperti orang tua terhadap anak, anak terhadap orang tua dan sebaik saudara kandung. Penelitian Silver dan Cai (1996: 521) menemukan hubungan positif yang kuat  antara problem solving dan ketrampilan problem posing anak sekolah menengah.  Sedangkan penelitian Hashimoto (Silver dan Cai, 1996: 522) menunjukkan bahwa pembelajaran problem solving menimbulkan dampak positif terhadap kemampuan siswa dalam problem solving.



http://mutadi.wordpress.com/
http://dwyaza.weebly.com/problem-posing-dalam-pembelajaran-matematika.html

Love Is Like Rain

Love Is Like Rain (OST Love Rain)
Ja nuneul gamgo deureobwa
Tumyeonghan bitbanguldeuri
Nal daesinhae gwitgae
Saranghanda soksagineun sujubeun inoraereul
Geori gadeuk jageun usansok yeonincheoreom
Neoui sonjapgo eodideun geotgo sipeo
Onmomi da jeojeodo joheungeol

Sarangeun bicheoreom
Pogeunhaetdeon bomcheoreom
Nareul kkumkkugehae nuni datneun
Gotmada nan neoman boyeo
Cheoncheonhi dagaga
Oneureun malhaejulkka
Naerineun I bi tago
Nae sarangi nege dahasseumyeon
Geu ipsul bitbanguldo nayeosseumyeon

Doo roo doo roo doo roo roo ~

Tto nuneul gamgo geuryeobwa
Salposi naui eokkaee
Gidae jamdeun nibore
Josimseure immatchuneun
Tteollineun naemoseubeul
Neul geotneun gildo neol manna saeromnabwa
Sujupge naemin jeo haneul taeyang cheoreom

Eoneusae utgo inneun nareul bwa

Sarangeun bicheoreom
Pogeunhaetdeon bomcheoreom
Nareul kkumkkugehae nuni datneun
Gotmada nan neoman boyeo
Cheoncheonhi dagaga
Oneureun malhaejulkka
Naerineun I bi tago
Nae sarangi nege dahasseumyeon
Geu ipsul bitbanguldo nayeosseumyeon

Nunmullaneun nal gaseumsirin nal
Neocheoreom apahadeon saram
Negero gamyeon neoegen nal modu billyeojullae
Naerineun I bireul tago

Naerineun bicheoreom
Seolleineun naemaeum
Jeogi nareul bomyeo
Son heundeuneun niga mideojiji anha
Cheoncheonhi dagaga
Oneureun malhaebolkka
Naerineun bitbanguldo
Chingudoeeo naeeokkael dudeuryeo
Oneureun gobaekhalkka neol saranghae

Doo roo doo roo doo roo doo ~