Senin, 06 Juni 2016

BELAJAR MEMBUAT PENDAHULUAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING  KELAS X SMA 

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang
Salah satu materi matematika pada kelas X SMA  adalah “Program Linear”. Seperti pada SMA lainnya, di “SMA ....” juga diadakan ulangan harian. Pada semester ganjil  tahun ajaran 2015/2016, hasil ulangan harian dari menyelesaikan program linear kurang memuaskan. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari ulangan harian, hanya mencapai 30% yang mendapatkan skor diatas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 75 dengan jumlah siswa 32 orang. Keadaan ini tetap terjadi walaupun guru sudah menjelaskan dengan contoh – contoh soal. Biasanya pemberian contoh dilakukan dengan langkah - langkah sebagai berikut: soal ditulis di papan, siswa – siswi diminta mencoba menjawab dibukunya masing – masing, beberapa saat kemudian guru menjelaskan di papan tulis, dan akhirnya siswa diberi kesempatan untuk mencatat.
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap lembar jawaban siswa, bentuk kesalahan yang dijumpai adalah:
            1.      Siswa kesulitan menganalisis permasalahan dalam bentuk matematis.
            2.      Siawa kurang cermat dalam menghitung.
Kesalahan terbanyak adalah kesalahan yang menyangkut analisis permasalahan dalam bentuk matematika, sebanyak 70% siswa yang pernah mengalami kesalahan ini. Dan berdasarkan pemeriksaan dengan cermat terhadap soal – soal ulangan, ternyata soal tergolong bagus, artinya soal telah dibuat dengan bahasa yang mudah dimengerti dan tidak bermakna ganda. Untuk lebih meyakinkan bahwa kesalahan terbanyak adalah kesalahan menganalisis soal kedalam bentuk matematis, kemudian dilakukan diagnosis dengan cara membuat dua tes. Tes pertama adalah tes menyelesaikan program linear dalam bentuk soal cerita. Tes kedua adalah program linear dalam bentuk sistem pertidaksamaan, yaitu tes yang langsung meminta siswa mengerjakan program linear yang angkanya sama dengan tes yang ada pada tes pertama. Jadi jika tes pertama dianalisis dengan benar oleh siswa, akan diperoleh pertidaksamaan yang sama dan perhitungan yang benar akan diperoleh hasil yang sama dengan tes yang kedua. Diperoleh hasil tes sebagai berikut: 65% siswa yang salah pada soal tes pertama tetapi benar pada soal tes kedua. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya kegagalan pada soal pemecahan masalah diakibatkan oleh kesulitan siswa dalam analisis permasalahan. Berdasarkan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan, siswa kurang semangat dalam belajar yang menyebabkan siswa terkadang tidak memperhatikan pembelajarn matematika, terlebih lagi jika siswa diberi soal pemecahan masalah. Melalui pemecahan masalah, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan suatu permasalahan. Namun pada kenyataannya, kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih kurang. Selama pembelajaran, tak jarang siswa menunggu guru menjelaskan atau menunggu teman mengerjakan di depan kelas. Siswa kurang mandiri dan cenderung membutuhkan waktu yang relatif cukup lama untuk belajar. Waktu belajar disekolah menjadi kurang efektif. Dengan demikian kemandirian belajar siswa menjadi salah satu hal yang penting untuk kesuksesan pembelajaran. Dengan kemandirian belajar, siswa dapat belajar tanpa harus menunggu atau menggantungkan pada sumber belajar tertentu.
Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah menjelaskan kembali soal pemecahan masalah dengan menjelaskan ulang cara pengerjaan soal tersebut.  Tetapi, hasil tes yang diperoleh menunjukan belum menunjukan peningkatan kemampuan pemecahan masalah yang berarti. Oleh karena itu perlu dicari cara yang menungkinkan terciptanya suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa semangat dalam menerima materi pembelajaran. Yang lebih penting lagi, siswa mempunyai inisiatif untuk mempelajari materi dan tidak tergantung orang lain. Dari kedua permasalah di atas, perlu adanya upaya untuk meningkatkan kemandirian belajar dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
Problem solving menjadi salah satu metode pembelajaran yang sangat erat kaitannya dengan pemecahan masalah. Untuk memahami materi, siswa diajak menyelesaikan suatu masalah. Siswa belajar untuk menganalisis apa yang diketahui, menentukan masalah, menentukan cara penyelesaian, dan mencari penyelesaian sesuai dengan rencana. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Arends (2007: 382) bahwa manfaat problem solving diantaranya adalah dapat meningkatkan kemandirian dalam belajar, keterampilan sosial, dan kemampuan pemecahan masalah siswa. Berdasarkan keterangan di atas, perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui apakah kemandirian belajar dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas X SMA ... dapat meningkat dengan penerapan pendekatan saintifik metode pembelajaran problem solving.

1.2.Rumusan Masalah
Masalah dari penelitian ini adalah:
Bagaimana penerapan pembelajaran melalui pendekatan saintifik metode pembelajaran problem solving dapat meningkatkan kemandirian dan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas X  SMA ...?


1.3.Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Jika proses pembelajaran melalui pendekatan saintifik metode pembelajaran problem solving dapat dilaksanakan dengan ketentuan dan sesuai dengan kondisi dan karakteristik siswa maka dapat meningkatkan kemandirian belajar dan kemampuan pemecahan masalah.

1.4.Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
            1.      Meningkatkan kemandirian siswa dalam belajar matematika.
            2.      Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika.

1.5.Indikator Keberhasilan
Sebagai indikasi banwa tujuan penelitian tercapai adalah:
            1.      Minimal 80% siswa mampu belajar secara mandiri atau tidak menggantungkan pada sumber                tertentu.
            2.      Minimal 85% siswa mencapai KKM.
            3.      Skor rata-rata minimal ulangan harian 75.

1.6.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini mempunyai manfaat bagi siswa, guru mauun sekolah.
1.6.1.      Manfaat bagi siswa
1. Siswa dengan penuh semangat mengikuti pembelajaran karena senang dengan pembelajaran pemecahan masalah.
2.      Siswa termotivasi untuk terus belajar karena skornya meningkat.
3.      Siswa lebih terampil dalam pemecahan masalah.
4.      Pengetahuan siswa tentang cara belajar bertambah.
5.      Membantu siswa dalam meningkatkan kemandirian belajar.

1.6.2.      Manfaat bagi Guru
1.  Memberi masukan dan pertimbangan bagi guru dalam penggunaan dan penerapan problem solving.
2.  Dalam diri guru akan tumbuh kebiasaan melakukan perbaikan pembelajaran secara sistematis.
3.       Pengetahuan guru bertambah dalam hal materi maupun metode pembelajaran.

1.6.3.      Manfaat bagi Sekolah

1.  Terciptanya atmosfir yang baik dalam bidang penelitian tindakan kelas, yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut.

http://nyomanarcana88.blogspot.co.id/2013/08/contoh-isi-dari-isi-bab-pendahuluan-ptk.html