MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHKAN MASALAH
MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK METODE PEMBELAJARAN PROBLEM
SOLVING KELAS X SMA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Salah
satu materi matematika pada kelas X SMA adalah
“Program Linear”. Seperti pada SMA lainnya, di “SMA ....” juga
diadakan ulangan harian. Pada semester ganjil
tahun ajaran 2015/2016, hasil ulangan harian dari menyelesaikan program
linear kurang memuaskan. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari ulangan harian,
hanya mencapai 30% yang mendapatkan skor diatas Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM) yaitu 75 dengan jumlah siswa 32 orang. Keadaan ini tetap terjadi walaupun
guru sudah menjelaskan dengan contoh – contoh soal. Biasanya pemberian contoh dilakukan
dengan langkah - langkah sebagai berikut: soal ditulis di papan, siswa – siswi
diminta mencoba menjawab dibukunya masing – masing, beberapa saat kemudian guru
menjelaskan di papan tulis, dan akhirnya siswa diberi kesempatan untuk
mencatat.
Berdasarkan
hasil pemeriksaan terhadap lembar jawaban siswa, bentuk kesalahan yang dijumpai
adalah:
1.
Siswa
kesulitan menganalisis permasalahan dalam bentuk matematis.
2.
Siawa
kurang cermat dalam menghitung.
Kesalahan terbanyak adalah kesalahan yang menyangkut analisis
permasalahan dalam bentuk matematika, sebanyak 70% siswa yang pernah mengalami
kesalahan ini. Dan berdasarkan pemeriksaan dengan cermat terhadap soal – soal
ulangan, ternyata soal tergolong bagus, artinya soal telah dibuat dengan bahasa
yang mudah dimengerti dan tidak bermakna ganda. Untuk lebih meyakinkan bahwa
kesalahan terbanyak adalah kesalahan menganalisis soal kedalam bentuk matematis,
kemudian dilakukan diagnosis dengan cara membuat dua tes. Tes pertama adalah
tes menyelesaikan program linear dalam bentuk soal cerita. Tes kedua adalah
program linear dalam bentuk sistem pertidaksamaan, yaitu tes yang langsung
meminta siswa mengerjakan program linear yang angkanya sama dengan tes yang ada
pada tes pertama. Jadi jika tes pertama dianalisis dengan benar oleh siswa,
akan diperoleh pertidaksamaan yang sama dan perhitungan yang benar akan
diperoleh hasil yang sama dengan tes yang kedua. Diperoleh hasil tes sebagai
berikut: 65% siswa yang salah pada soal tes pertama tetapi benar pada soal tes
kedua. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya kegagalan pada soal pemecahan
masalah diakibatkan oleh kesulitan siswa dalam analisis permasalahan. Berdasarkan
pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan, siswa kurang semangat
dalam belajar yang menyebabkan siswa terkadang tidak memperhatikan pembelajarn
matematika, terlebih lagi jika siswa diberi soal pemecahan masalah. Melalui
pemecahan masalah, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan
pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada
pemecahan suatu permasalahan. Namun pada kenyataannya, kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa masih kurang. Selama pembelajaran, tak jarang siswa
menunggu guru menjelaskan atau menunggu teman mengerjakan di depan kelas. Siswa
kurang mandiri dan cenderung membutuhkan waktu yang relatif cukup lama untuk
belajar. Waktu belajar disekolah menjadi kurang efektif. Dengan demikian
kemandirian belajar siswa menjadi salah satu hal yang penting untuk kesuksesan
pembelajaran. Dengan kemandirian belajar, siswa dapat belajar tanpa harus
menunggu atau menggantungkan pada sumber belajar tertentu.
Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah
menjelaskan kembali soal pemecahan masalah dengan menjelaskan ulang cara
pengerjaan soal tersebut. Tetapi, hasil
tes yang diperoleh menunjukan belum menunjukan peningkatan kemampuan pemecahan
masalah yang berarti. Oleh karena itu perlu dicari cara yang menungkinkan
terciptanya suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa semangat dalam
menerima materi pembelajaran. Yang lebih penting lagi, siswa mempunyai
inisiatif untuk mempelajari materi dan tidak tergantung orang lain. Dari kedua
permasalah di atas, perlu adanya upaya untuk meningkatkan kemandirian belajar dan
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
Problem solving menjadi salah satu metode pembelajaran yang sangat
erat kaitannya dengan pemecahan masalah. Untuk memahami materi, siswa diajak
menyelesaikan suatu masalah. Siswa belajar untuk menganalisis apa yang
diketahui, menentukan masalah, menentukan cara penyelesaian, dan mencari
penyelesaian sesuai dengan rencana. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Arends
(2007: 382) bahwa manfaat problem solving diantaranya adalah dapat meningkatkan
kemandirian dalam belajar, keterampilan sosial, dan kemampuan pemecahan masalah
siswa. Berdasarkan keterangan di atas, perlu dilakukan suatu penelitian untuk
mengetahui apakah kemandirian belajar dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa kelas X SMA ... dapat meningkat dengan penerapan
pendekatan saintifik metode pembelajaran problem solving.
1.2.Rumusan Masalah
Masalah dari
penelitian ini adalah:
Bagaimana penerapan
pembelajaran melalui pendekatan saintifik metode pembelajaran problem
solving dapat meningkatkan kemandirian dan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa kelas X SMA ...?
1.3.Hipotesis Tindakan
Hipotesis
tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Jika proses
pembelajaran melalui pendekatan saintifik metode pembelajaran problem
solving dapat dilaksanakan dengan ketentuan dan sesuai dengan kondisi dan
karakteristik siswa maka dapat meningkatkan kemandirian belajar dan kemampuan
pemecahan masalah.
1.4.Tujuan
Adapun tujuan
dari penelitian ini adalah:
1.
Meningkatkan
kemandirian siswa dalam belajar matematika.
2.
Meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika.
1.5.Indikator Keberhasilan
Sebagai
indikasi banwa tujuan penelitian tercapai adalah:
1.
Minimal
80% siswa mampu belajar secara mandiri atau tidak menggantungkan pada sumber tertentu.
2.
Minimal
85% siswa mencapai KKM.
3.
Skor
rata-rata minimal ulangan harian 75.
1.6.Manfaat Penelitian
Hasil
penelitian ini mempunyai manfaat bagi siswa, guru mauun sekolah.
1.6.1.
Manfaat
bagi siswa
1. Siswa
dengan penuh semangat mengikuti pembelajaran karena senang dengan pembelajaran
pemecahan masalah.
2.
Siswa
termotivasi untuk terus belajar karena skornya meningkat.
3.
Siswa
lebih terampil dalam pemecahan masalah.
4.
Pengetahuan
siswa tentang cara belajar bertambah.
5.
Membantu
siswa dalam meningkatkan kemandirian belajar.
1.6.2.
Manfaat
bagi Guru
1. Memberi masukan dan pertimbangan bagi guru dalam penggunaan dan
penerapan problem solving.
2. Dalam diri guru
akan tumbuh kebiasaan melakukan perbaikan pembelajaran secara sistematis.
3. Pengetahuan
guru bertambah dalam hal materi maupun metode pembelajaran.
1.6.3.
Manfaat bagi Sekolah
1. Terciptanya atmosfir yang baik dalam bidang
penelitian tindakan kelas, yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu pendidikan
di sekolah tersebut.
http://nyomanarcana88.blogspot.co.id/2013/08/contoh-isi-dari-isi-bab-pendahuluan-ptk.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar