Selasa, 08 April 2014

Strategi Pembelajaran Inkuiri




a.      Definisi strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran dapat di artikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kemp(1995) srtategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus di kerjakan guru dan siswaagar tujuan pendidikan dapat di capai secara efektif dan efesien.
Dick and Carey (1985) strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang di gunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.

b.      Contoh dari strategi pembelajaran inkuiri
Seorang guru IPA akan mengajarkan tentang perbedaan berat jenis antara air dan bensin. Setelah ia menyampaikan pokok bahsan kepada siswa yang diajarinya, guru tersebut emudian menuangkan bensin dari dalam botol yang sengaja ia bawa ke dalam sebuahbcangkir yang ada dimejanya.  Setelah itu kemudian ia juga menuangkan air kedalam tempat yang sama. Sambil berlaga seorang psulap, pak guru kemudian menyalakan api, dan meletakkannya di atas cairan itu. Api pun menyala. Seluruh siswa merasa heran melihat peristiwa itu. Secara serentak mereka bertanya: ”Mengapa bisa terjadi seperti itu? Bukankah bensin itu ada dibawah air?
Pak guru IPA tersenyum sambil mengangkat bahunya.
“Ya, mengapa api bias menyala di atas air?” kata salah seorang siswa.
“Ya mengapa?” timpal pak guru. “Coba siapa yang dapat menebak kira-kira apa sebabnya!”
Seluruh siswa tampak seperti berpikir. Tiba-tiba seorang siswa bertanya sambil mengacungkan tangannya, ”Apakah air yang bapak tuangkan tadi lebih banyak dibandingkan bensin?”
“Oh tidak..”jawab pak guru.
“Apakah itu disebabkan karena air bercampur dengan bensin?”
“Emh…bapak kira tidak, tuh..?”
Seluruh siswa terdiam sambil menatap nyala api yang kian mengecil dan akhirnyapadam.
Nah, sekarang coba kalian lihat, api itu telah padam. Kita coba sekarang bakar lagi…” kata pak guru sambil menyalakan kembali apinya dan meletakkannya kembali di atas cairan itu. Namun, ternyata api itu tidak mau menyala. ”Ternyata tidak mau menyalakan?”
“Ya…!” kata siswa serempak.
“Apakah cairan itu telah habis…?”
“Coba kalian lihat sendiri!” kata pak guru sambil memperlihatkan tempat air. “Apa yang kamu lihat?”.
“Cairannya masih ada…!”
Cairan apa yang masih ada itu?”
Kembali siswa terdiam untuk beberapa saat. Pak guru menatap siswa sambil memancing siswa untuk menjawab atau mengeluarkan pendapat. Namun, tidak ada seorang pun yang berkata.
Nah, kalu begitu Bapak akan coba membakar kembali cairan ini” kata pak guru. Namun, lagi-lagi api tidak mau menyala seperti pada demonstrasi yang pertama tadi.
Tiba- tiba seseorang siswa mengacungkkan tangan sambil tersenyum.
“Saya tau jawabannya, pak!”
“Bagus, coba apa?”
“Cairan yang tersisa itu adalah air, pak!”
“Kenapa kamu bias mengatakan demikian?”
“Sebab bensin sudah habis terbakar.”
“Bagus. Kembali kepada permasalahan semula mengapa ketika air di campur dengan bensin tadi terjadi nyala api…?”
“Apakah itu di sebabkan karena bensin ada di atas air?”
“Pendapatmu hampir tepat…!”
“Bagaimana berat jenis air dan bensin itu?”
“Bagus, coba kamu perjelas pertanyaannya!”
“Apakah air memiliki berat jenis yang lebuh berat di bandingkan bensin?”
“menurut kamu bagaimana…?”
Siswa berpikir lagi.
“Saya kira air memiliki berat jenis yang berbeda dengan bensin. Hal ini dapat di buktikan dari proses menyalanya api tadi….”
Pak guru tersenyum, sambil mengangkat ibu jarinya.

c.       Konsep dasar strategi pembelajaran inkuiri
Strategi pembelajaran inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang di pertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering di namakan strategi pembelajaran heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.
SPI berangkat dari asumsi bahwa sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin  tahu tentang keadaan alam di sekelilingnya merupakan kodrat manusiasejak ia lahir ke dunia. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna (meaningfull) manakala di dasari oleh keingintahuan itu. Dalam rangka itulah strategi pembealajaran inkuiri di kembangkan.

d.      Terdapat beberapa prinsip dalam pengguanaan SPI yang harus diperhatikan oleh setiap guru.
1.      Berorientasi pada pengembangan intelektual.
Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Strategi pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Kriteria keberhasilan bukan di tentukan oleh jelauh mana siswa dapat menguasai materi tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu.

2.      Prinsip interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkunganpembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.




3.      Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus di lakukan dalam menggunakan SPI adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawan setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari berpikir.

4.      Prinsip belajar untuk berpikir
Belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.

5.      Prinsip keterbukaan
Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Anak perlu di beri kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan dan kemampuan nalarnya. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus di buktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang di ajukannya.

e.      Langkah-langkah menggunakan SPI
1.      Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsive.
Yang dapat di lakukan dalam tahapan ini adalah:
a)      Menjelaskan topic, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
b)      Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan.
c)      Menjelaskan pentingnya topok dan kegiatan belajar. Hal ini di lakukan dalam rangka memberikan motifasi belajar siswa.
2.      Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Proses mencari jawaban dalam teka-teki itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri. Teka-teki yang menjadi masalah dalam inkuiri adalah teka-teki yang mengandung konsep yang jelas yang harus di cari dan di temukan.
Hal-hal yang harus di perhatikan adalah:
a)      Masalah harusnya dirumuskan sendiri oleh siswa.
b)      Masalah yang di kaji adalah  masalah yang mengandung teka-teki yang jawabannya pasti.
c)      Konsep-konsep dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa.
3.      Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh seorang guru untuk mengembangkan kemampuan menebak(berhipotesis) pada anak-anak adalaj dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawabansementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji. Setiap individu yang kurang berwawasan anan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.
4.      Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajikan. Tugas dan peranan guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
5.      Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh b3rdasarkan pengumpulan data,. Yang terpenting adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan.
6.      Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendiskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpilan merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran.

f.        Keunggulan dan kelemahan SPI
1.      Keunggulan SPI
a)      SPI merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
b)      SPI dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
c)      SPI merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
d)      Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

2.      Kelemahan SPI
a)      Jika SPI digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit untuk mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
b)      Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan siswa dalam belajar.
c)      Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
d)      Selama kriteria keberhasilan belajar ditentuka oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka SPI akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.

g.      Kesulitan dalam menerapkan SPI
1.      SPI merupakan strategi pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir yang bersandarkan kepada dua sayanp yang sama pentingnya, yaitu proses belajar dan hasil belajar.sebagian guru menganggap SPI sebagai strategi yang tidak mungkin di terapkan karena tidak sesuai dengan budaya dan system pendidikan di Indonesia.  Untuk mengubah suatu kebiasaan bukanlah mudah apalagi sifat guru yang cenderung konvensional, sulit untuk menerima pembaruan-pembaruan.
2.      Sejak lama tertanam dalam budaya belajar siswa bahwa belajar pada dasarnya adalah menerima materi pelajaran dari guru, dengan demikian bagi mereka guru adalah sumber belajar yang utama.
3.      Berubungan dengan system pendidikan kita yang dianggap tidak konsisten.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar