a. Definisi strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran dapat di artikan sebagai perencanaan
yang berisi tentang rangkaian kegiatan kegiatan yang didesain untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
Kemp(1995) srtategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus di kerjakan guru dan siswaagar tujuan pendidikan dapat
di capai secara efektif dan efesien.
Dick and Carey (1985) strategi pembelajaran itu adalah suatu
set materi dan prosedur pembelajaran yang di gunakan secara bersama-sama untuk
menimbulkan hasil belajar pada siswa.
b. Contoh dari strategi pembelajaran
inkuiri
Seorang guru
IPA akan mengajarkan tentang perbedaan berat jenis antara air dan bensin.
Setelah ia menyampaikan pokok bahsan kepada siswa yang diajarinya, guru
tersebut emudian menuangkan bensin dari dalam botol yang sengaja ia bawa ke
dalam sebuahbcangkir yang ada dimejanya.
Setelah itu kemudian ia juga menuangkan air kedalam tempat yang sama.
Sambil berlaga seorang psulap, pak guru kemudian menyalakan api, dan
meletakkannya di atas cairan itu. Api pun menyala. Seluruh siswa merasa heran
melihat peristiwa itu. Secara serentak mereka bertanya: ”Mengapa bisa terjadi
seperti itu? Bukankah bensin itu ada dibawah air?
Pak guru IPA tersenyum sambil
mengangkat bahunya.
“Ya, mengapa api bias menyala di
atas air?” kata salah seorang siswa.
“Ya mengapa?” timpal pak guru.
“Coba siapa yang dapat menebak kira-kira apa sebabnya!”
Seluruh siswa tampak seperti
berpikir. Tiba-tiba seorang siswa bertanya sambil mengacungkan tangannya,
”Apakah air yang bapak tuangkan tadi lebih banyak dibandingkan bensin?”
“Oh tidak..”jawab pak guru.
“Apakah itu disebabkan karena air
bercampur dengan bensin?”
“Emh…bapak kira tidak, tuh..?”
Seluruh siswa terdiam sambil
menatap nyala api yang kian mengecil dan akhirnyapadam.
“Nah, sekarang coba kalian lihat, api itu telah padam. Kita coba
sekarang bakar lagi…” kata pak guru sambil menyalakan kembali apinya dan
meletakkannya kembali di atas cairan itu. Namun, ternyata api itu tidak mau
menyala. ”Ternyata tidak mau menyalakan?”
“Ya…!” kata siswa serempak.
“Apakah cairan itu telah habis…?”
“Coba kalian lihat sendiri!” kata
pak guru sambil memperlihatkan tempat air. “Apa yang kamu lihat?”.
“Cairannya masih ada…!”
Cairan apa yang masih ada itu?”
Kembali siswa terdiam untuk
beberapa saat. Pak guru menatap siswa sambil memancing siswa untuk menjawab
atau mengeluarkan pendapat. Namun, tidak ada seorang pun yang berkata.
“Nah, kalu begitu Bapak akan coba membakar kembali cairan ini” kata
pak guru. Namun, lagi-lagi api tidak mau menyala seperti pada demonstrasi yang
pertama tadi.
Tiba- tiba seseorang siswa
mengacungkkan tangan sambil tersenyum.
“Saya tau jawabannya, pak!”
“Bagus, coba apa?”
“Cairan yang tersisa itu adalah
air, pak!”
“Kenapa kamu bias mengatakan
demikian?”
“Sebab bensin sudah habis
terbakar.”
“Bagus. Kembali kepada
permasalahan semula mengapa ketika air di campur dengan bensin tadi terjadi
nyala api…?”
“Apakah itu di sebabkan karena
bensin ada di atas air?”
“Pendapatmu hampir tepat…!”
“Bagaimana berat jenis air dan
bensin itu?”
“Bagus, coba kamu perjelas
pertanyaannya!”
“Apakah air memiliki berat jenis
yang lebuh berat di bandingkan bensin?”
“menurut kamu bagaimana…?”
Siswa berpikir lagi.
“Saya kira air memiliki berat
jenis yang berbeda dengan bensin. Hal ini dapat di buktikan dari proses
menyalanya api tadi….”
Pak guru tersenyum, sambil
mengangkat ibu jarinya.
c. Konsep dasar strategi pembelajaran
inkuiri
Strategi pembelajaran inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis
untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang di
pertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab
antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering di namakan strategi
pembelajaran heuristic, yang berasal
dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang
berarti saya menemukan.
SPI berangkat dari asumsi bahwa sejak manusia lahir ke dunia,
manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa
ingin tahu tentang keadaan alam di
sekelilingnya merupakan kodrat manusiasejak ia lahir ke dunia. Pengetahuan yang
dimiliki manusia akan bermakna (meaningfull)
manakala di dasari oleh keingintahuan itu. Dalam rangka itulah strategi
pembealajaran inkuiri di kembangkan.
d. Terdapat beberapa prinsip dalam
pengguanaan SPI yang harus diperhatikan oleh setiap guru.
1. Berorientasi pada pengembangan intelektual.
Tujuan
utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir. Strategi
pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada
proses belajar. Kriteria keberhasilan bukan di tentukan oleh jelauh mana siswa
dapat menguasai materi tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan
menemukan sesuatu.
2. Prinsip interaksi
Proses
pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa
maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkunganpembelajaran
sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar,
tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
3. Prinsip Bertanya
Peran
guru yang harus di lakukan dalam menggunakan SPI adalah guru sebagai penanya.
Sebab, kemampuan siswa untuk menjawan setiap pertanyaan pada dasarnya sudah
merupakan sebagian dari berpikir.
4. Prinsip belajar untuk berpikir
Belajar
adalah proses berpikir (learning how to
think), yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak. Pembelajaran
berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.
5. Prinsip keterbukaan
Belajar
adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Anak perlu di beri kebebasan
untuk mencoba sesuai dengan perkembangan dan kemampuan nalarnya. Pembelajaran
yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai
hipotesis yang harus di buktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan
ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan
secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang di ajukannya.
e.
Langkah-langkah
menggunakan SPI
1. Orientasi
Langkah
orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang
responsive.
Yang
dapat di lakukan dalam tahapan ini adalah:
a) Menjelaskan topic, tujuan, dan hasil
belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
b) Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang
harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan.
c) Menjelaskan pentingnya topok dan
kegiatan belajar. Hal ini di lakukan dalam rangka memberikan motifasi belajar
siswa.
2. Merumuskan masalah
Merumuskan
masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung
teka-teki. Proses mencari jawaban dalam teka-teki itulah yang sangat penting
dalam strategi inkuiri. Teka-teki yang menjadi masalah dalam inkuiri adalah
teka-teki yang mengandung konsep yang jelas yang harus di cari dan di temukan.
Hal-hal
yang harus di perhatikan adalah:
a) Masalah harusnya dirumuskan sendiri
oleh siswa.
b) Masalah yang di kaji adalah masalah yang mengandung teka-teki yang
jawabannya pasti.
c) Konsep-konsep dalam masalah adalah
konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa.
3. Merumuskan hipotesis
Hipotesis
adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai
jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang
dapat dilakukan oleh seorang guru untuk mengembangkan kemampuan
menebak(berhipotesis) pada anak-anak adalaj dengan mengajukan berbagai
pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawabansementara
atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu
permasalahan yang dikaji. Setiap individu yang kurang berwawasan anan sulit
mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.
4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan
data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji
hipotesis yang diajikan. Tugas dan peranan guru dalam tahapan ini adalah
mengajukan pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari
informasi yang dibutuhkan.
5. Menguji hipotesis
Menguji
hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan
data atau informasi yang diperoleh b3rdasarkan pengumpulan data,. Yang
terpenting adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan.
6. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan
kesimpulan adalah proses mendiskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan
hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpilan merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran.
f.
Keunggulan
dan kelemahan SPI
1. Keunggulan SPI
a) SPI merupakan strategi pembelajaran
yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor
secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih
bermakna.
b) SPI dapat memberikan ruang kepada
siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
c) SPI merupakan strategi yang dianggap
sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar
adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
d) Keuntungan lain adalah strategi
pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas
rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan
terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
2. Kelemahan SPI
a) Jika SPI digunakan sebagai strategi
pembelajaran, maka akan sulit untuk mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
b) Strategi ini sulit dalam merencanakan
pembelajaran oleh karena terbentur dengan siswa dalam belajar.
c) Kadang-kadang dalam
mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru
sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
d) Selama kriteria keberhasilan belajar
ditentuka oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka SPI akan sulit
diimplementasikan oleh setiap guru.
g.
Kesulitan
dalam menerapkan SPI
1. SPI merupakan strategi pembelajaran
yang menekankan pada proses berpikir yang bersandarkan kepada dua sayanp yang
sama pentingnya, yaitu proses belajar dan hasil belajar.sebagian guru
menganggap SPI sebagai strategi yang tidak mungkin di terapkan karena tidak
sesuai dengan budaya dan system pendidikan di Indonesia. Untuk mengubah suatu kebiasaan bukanlah mudah
apalagi sifat guru yang cenderung konvensional, sulit untuk menerima
pembaruan-pembaruan.
2. Sejak lama tertanam dalam budaya
belajar siswa bahwa belajar pada dasarnya adalah menerima materi pelajaran dari
guru, dengan demikian bagi mereka guru adalah sumber belajar yang utama.
3. Berubungan dengan system pendidikan
kita yang dianggap tidak konsisten.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar