BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sesuai dengan
Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pengajaran nasional yang diatur dengan Undang-Undang. Untuk mewujudkan
pembangunan nasional di bidang pendidikan, diperlukan peningkatan dan
penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan nasional, yang disesuaikan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, perkembangan
masyarakat, serta kebutuhan pembangunan. Dengan berlakunya Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional maka
Kurikulum Sekolah Menengah Umum perlu disesuaikan dengan peraturan
perundang-undangan tersebut.
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan
dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran,
yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem
caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan
dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup
banyak.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sistem Kurikulum 1994?
2. Apa saja permasalahan yang muncul pada kurikulum 1994?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami Kurikulum 1994.
2. Untuk mengetahui permasalahan yang muncul dalam kurikulum 1994 dan solusinya.
D.
Manfaat Pembelajaran
1. Untuk menambah wawasan pembaca tentang Analisis Kurikulum 1994 dan
Suplemen Kurikulum 1999.
2. Sebagai bahan acuan untuk pembuatan makalah yang lebih
baik.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Karakteristik Kurikulum 1994
Terdapat ciri-ciri yang
menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, diantaranya sebagai berikut:
1. Pembagian tahapan pelajaran di
sekolah dengan sistem caturwulan.
2. Pembelajaran di sekolah lebih
menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi
pelajaran/isi).
3. Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang
memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia.
Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang khusus dapat
mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan
masyarakat sekitar.
4. Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan
menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara
mental, fisik, dan sosial. Dalam mengaktifkan siswa guru dapat memberikan
bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen, divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban), dan
penyelidikan.
5. Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya
disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir
siswa, sehingga diharapkan akan terdapat keserasian antara pengajaran yang
menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan keterampilan
menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
6. Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak,
dari hal yang mudah ke hal yang sulit, dan dari hal yang sederhana ke hal yang
komplek.
7. Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit
perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman siswa.
B.
Struktur Kurikulum 1994
1.
SUSUNAN PROGRAM
PENGAJARAN KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR (SD DAN SLTP)
|
SEKOLAH DASAR
|
SLTP
|
||||||||
Mata Pelajaran
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
|
|
I
|
II
|
III
|
Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
|
2
|
2
|
2
|
Pendidikan agama
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
|
2
|
2
|
2
|
Bahasa Indonesia
|
10
|
10
|
10
|
8
|
8
|
8
|
|
6
|
6
|
6
|
Matematika
|
10
|
10
|
10
|
8
|
8
|
8
|
|
6
|
6
|
6
|
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
|
-
|
-
|
3
|
6
|
6
|
6
|
|
6
|
6
|
6
|
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
|
-
|
-
|
3
|
5
|
5
|
5
|
|
6
|
6
|
6
|
Kerajinan Tangan dan Kesenian
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
|
2
|
2
|
2
|
Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
|
2
|
2
|
2
|
Bahasa Inggris
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
4
|
4
|
4
|
Muatan Lokal (sejumlah mata
pelajaran)
|
2
|
2
|
4
|
5
|
7
|
7
|
|
6
|
6
|
6
|
JUMLAH
|
30
|
30
|
38
|
40
|
42
|
42
|
|
42
|
42
|
42
|
2.
Struktur Program
Sekolah lannjutan Tengah Atas Kelas I dan II
Mata
Pelajaran
|
Jumlah Jam Pelajaran
|
|
Kelas
|
||
I
|
II
|
|
Pancasila dan Kewarganegaraan
|
2
|
2
|
Pendidikan Agama
|
2
|
2
|
Bahasa dan Sastera
|
5
|
5
|
Sejarah Nasional dan Dunia
|
2
|
2
|
Bahasa Inggris
|
4
|
4
|
Olah raga dan Pendidikan Kesehatan
|
2
|
2
|
Matematika
|
6
|
8
|
Ilmu Pengetahuan Alam
a. Fisika
b. Biology
c. Kimia
|
5
4
3
|
5
4
3
|
Ilmu-Ilmu Sosial
a. Ekonomi
b. Sosiologi
c. Geografi
|
3
-
2
|
3
2
-
|
Pendidikan Seni
|
2
|
-
|
Jumlah
|
42
|
42
|
3.
Struktur Program Sekolah Menengah Umum (SMU) Kelas III
A. Bahasa
Mata
Pelajaran
|
Jumlah Jam
|
|
Kelas
|
|
III
|
Umum
Pancasila dan Kewarganegaraan
|
2
|
Pendidikan Agama
|
2
|
Bahasa dan Sastera Indonesia
|
3
|
Sejarah Nasional dan Dunia
|
2
|
Bahasa Inggris
|
5
|
Olah raga dan Pendidikan Kesehatan
|
2
|
KHUSUS
Bahasa dan Sastera Indonesia
|
8
|
Bahasa Inggeris
|
6
|
Bahasa Asing Lain
|
9
|
Sejarah Budaya
|
5
|
Total
|
42
|
B. IPA
Mata
Pelajaran
|
Jumlah Jam
|
|
Kelas
|
|
III
|
Umum
Pancasila dan Kewarganegaraan
|
2
|
Pendidikan Agama
|
2
|
Bahasa dan Sastera Indonesia
|
3
|
Sejarah Nasional dan Dunia
|
2
|
Bahasa Inggris
|
5
|
Olah raga dan Pendidikan Kesehatan
|
2
|
KHUSUS
Fisika
|
7
|
Biologi
|
7
|
Matematika
|
8
|
Total
|
42
|
C. IPS
Mata
Pelajaran
|
Jumlah Jam
|
|
Kelas
|
|
III
|
Umum
Pancasila dan Kewarganegaraan
|
2
|
Pendidikan Agama
|
2
|
Bahasa dan Sastera Indonesia
|
3
|
Sejarah Nasional dan Dunia
|
2
|
Bahasa Inggris
|
5
|
Olah raga dan Pendidikan Kesehatan
|
2
|
KHUSUS
Ekonomi
|
10
|
Sosiologi
|
6
|
Sistem Pemerintahan
|
6
|
Antropologi
|
6
|
Total
|
42
|
D.
Kelemahan dan Kelebihan Kurikilum
1994
1. Kelebihan kurikulum 1994
a.
Penggunaan strategi yang melibatkan
siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial.
b.
Pengajaran dari hal yang konkret ke
hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit, dari hal yang
sederhana ke hal yang kompleks.
c.
Dapat memberi kesempatan bagi siswa
untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak karena diberlakukanya sistem
catur wulan.
2.
Kekurangan kurikulum 1994
a.
Aspek yang dikedepankan dalam
kurikulum 1994 terlalu padat.
b.
Konsep pengajaran satu arah, dari
guru ke murid.
c.
Beban belajar siswa terlalu berat
karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi/ substansi setiap mata
pelajaran.
d.
Materi pelajaran yang dianggap
terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa,
dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan
sehari-hari.
e.
Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu
dilakukan untuk pemantapan pemahaman.
E.
Permasalahan yang muncul dan
Solusinya selama dilaksanakannya Kurikulum 1994
Selama dilaksanakanya
kurikulum 1994 muncul beberapa permasalahan, terutama sebagai akibat dari
kecenderungan kepada pendekatan penguasaan materi, diantaranya sebagai berikut:
1.
Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran
dan banyaknya materi/ substansi setiap mata pelajaran.
2.
Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan
dengan tingkat perkembangan berfikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait
dengan aplikasi kehidupan sehari-hari.
Hal ini mendorong para pembuat kebijakan untuk menyempurnakan
kurikulum dengan diberlakukannya Suplemen Kurikulum 1994 yaitu dinamakan
suplemen 1999. Penyempurnaan tersebut dilakukan dengan tetap mempertimbangkan
prinsip penyempurnaan kurikulum, yaitu:
1.
Penyempurnaan kurikulum secara terus menerus sebagai
upaya menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta tuntutan kebutuhan masyarakat.
2.
Penyempurnaan kurikulum dilakukan
untuk mendapatkan proporsi yang tepat antara tujuan yang ingin dicapai dengan
beban belajar, potensi siswa, dan keadaan lingkungan serta sarana pendukungnya.
3.
Penyempurnaan kurikulum dilakukan
untuk memperoleh kebenaran substansi materi pelajaran dan kesesuaian dengan
tingkat perkembangan siswa.
4.
Penyempurnaan kurikulum
mempertimbangkan berbagai aspek terkait, seperti tujuan materi, pembelajaran,
evaluasi, dan sarana/ prasarana termasuk buku pelajaran.
5.
Penyempurnaan kurikulum tidak
mempersulit guru dalam mengimplementasikannya dan tetap dapat menggunakan buku
pelajaran dan sarana prasarana pendidikan lainnya yang tersedia di sekolah.
6.
Penyempurnaan kurikulum 1994 di
pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan bertahap, yaitu tahap penyempurnaan
jangka pendek dan penyempurnaan jangka panjang.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kurikulum 1994 lebih pada upaya
memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya, yaitu ingin mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984, antara
pendekatan proses. Namun, perpaduan tujuan dan proses belum berhasil. Kritik bertebaran, lantaran
beban belajar siswa dinilai terlalu berat. Dari muatan nasional hingga lokal.
Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya
bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain. Berbagai
kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesakkan agar isu-isu tertentu
masuk dalam kurikulum. Walhasil, Kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum
super padat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar