Tantangan unum bagi guru matematika kelas menengah adalah untuk
menemukan cara mempromosikan pemahaman siswa tentang matematika. Model Gunung
es yang dikembangkan oleh Freudenthal Institite untuk guru di Belanda dan
Amerika ini mendukung pemilihan intervensi instruksional yang mudah diakses, urutan
instruksional yang berpusat pada siswa. Model ini juga digunkan untuk mendukung
guru berfikir tentang proses dan strategi yang digunakan oleh siswa belajar.
Siswa yang telah mencapai pemahaman formal harus dapat kembali ke
pernyataan preformal, terutama ketika konteks baru dan asing ditemui. Bagi
siswa yang berkebutuhan khusus dapat menyelesaikan masalah dengan menggunakan
pendekatan informal atau preformal. Sayangnya, strategi formal sering disajikan
dengan cara mengharuskan siswa untuk membuat koneksi strategi lain, yang akan
sulit bagi siswa yang menggunakan model yang berbeda. Pada representasi preformal,
siswa dipandu oleh guru tentang bahan ajar untuk menggunakan representasi preformal
dan strategi yang diterapkan di berbagai situasi dan konteks.
Inti dari kegiatan ini melibatkan guru yang bekerja sama untuk
mengidentifikasi representasi dan strategi terkait membahas bagaimana
representasi ini mendukung pemahamamn siswa. Juga, guru mendiskusikan dan
memutuskan apakah representasi diketegorikan sebagai informal preformal atau
formal. Tujuan dari membangun gunung es matematika adalah untuk merangkum
pengetahuan representasi kolektif guru dan bagaimana representasi saling
terkait.
Ketika mengembangkan rencana pembelajaran bagi siswa yang
membutuhkan intervensi individual, guru membanatu representasional
mengindetifikasi titik awal yang tepat berdasarkan pengetahuan siswa
sebelumnya. Pembangunan dan penerapan model gunung es dan jalur representasi
berguna untuk guru dari semua siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar